Pengabdian

Program Pengembangan Klaster Ikan Air Tawar Kelompok Mina Kepis, Dusun Burikan, Sumberadi, Mlati, Sleman (2012-2013)

 

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sektor ekonomi yang masih berperan penting bagi masyarakat sebagai sumber pendapatan dan penyedia lapangan pekerjaan. UMKM secara nasional bahkan menjadi penyumbang lebih dari separuh Produk Domestik Bruto (PDB), dengan jumlah unit usaha mencapai 51,3 juta unit. UMKM juga tidak hanya terbukti mampu bertahan dalam krisis ekonomi yang melanda Indonesia di tahun 1997/1998, tetapi menjadi penyelamat perekonomian nasional. Namun demikian, berbagai keterbatasan masih dihadapi oleh UMKM seperti permasalahan manajemen usaha, modal usaha, teknologi dan informasi, pasar, dan kualitas sumberdaya manusia. Upaya untuk mempermudah dan meningkatkan akses terhadap terhadap faktor-faktor pembatas tersebut sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas, kualitas dan daya saing UMKM. Partisipasi berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) baik pemerintah, lembaga keuangan, swasta maupun perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk mengakselerasi kegiatan usaha UMKM.

Potensi, peluang dan tantangan yang diuraikan diatas juga dihadapi oleh UMKM di Kabupaten Sleman, seperti halnya yang terjadi pada klaster budidaya perikanan. Kelompok Pembudidaya Ikan (KPI) Mina Kepis, Burikan, Sumeradi, Mlati, Sleman yang menjadi lokasi kegiatan Program Pengembangan Klaster Ikan Air Tawar Tahun 2011” telah menunjukkan peran pentingnya bagi perekonomian pedesaan. KPI Minia Kepis juga telah menunjukkan kemampuan untuk bertahan serta segera memulihkan diri dari shock oleh bencana erupsi Gunung Merapi pada bulan Oktober-November 2010. Kemampuan tersebut ditunjukkan oleh peningkatan nilai penjualan hasil perikanan, setelah turun dari Rp 107,2 juta rupiah padan bulan Oktober 2010 menjadi Rp 75,9 juta pada bulan November dan kembali naik menjadi Rp 112 juta pada bulan Desember 2010. Total penjualan yang menurun dari Rp 1,33 miliar pada tahun 2009 menjadi Rp 1,19 miliar tahun 2010, juga telah meningkat cukup mengagumkan menjadi Rp 1,5 miliar rupiah di tahun 2011. Namun demikian, beberapa tantangan masih ditemukan dalam pengembangan UMKM seperti keterbatasan modal, kualitas SDM, akses dan informasi pasar, jangkauan pasar, jejaring kerja, dan keterbatasan akses teknologi mutakhir. Karena itu berbagai upaya komprehensif dan sinergis dari pemangku kepentingan baik pemerintah, swasta, maupun lembaga penelitian dan perguruan tinggi perlu didorong untuk mengakselerasi perkembangan UMKM. Program fasilitasi tersebut ditujukkan antara lain untuk meningkatan kapasitas dan kompetensi UMKM agar dapat mengelola kegiatan usahanya secara lebih ekonomis, profesional dan produktif yang pada akhirnya diharapkan dapat mendorong peningkatan pendapatan pembudidaya ikan.

Bank Indonesia bekerja sama dengan Jurusan Perikanan Universitas Gadjah Mada dan Dinas Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Sleman melaksanakan suatu program pengembangan klaster ikan air tawar. Kelompok Pembudidaya Ikan air tawar Mina Kepis di Dusun Burikan, Desa Sumberadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman dalam hal ini dipilih sebagai sampel lokasi.

Pages: 1 2 3